GREEDOMFIELD catatan sang putri - Part 1.5 Man

GREEDOMFIELD catatan sang putri  - Part 1.5 Man

 
 “masuk!” kata pria tertinggi saat kami sampai di salah satu kamar hotel.
“lemme introduce our self!” kata salah satu dari mereka.
“Ceejay” kata pria berkulit putih itu memperkenalkan dirinya dengan sangat sopan.
“I am Marki,Yoh!” kata pria tertinggi yang dari tadi ku ajak berbicara sambil tersenyum padaku. Ia satu-satunya pria yang dapat berbahasa Indonesia meskipun masih sedikit sekali.
“Hello, princess… my name is Ubata” kata pria disampingnya. Pria satu ini Nampak seorang yang penuh dengan rencana.
“Vorgue” seorang pria lainnya dengan malas memperkenalkan dirinya. Hufh…sepertinya dia tidak suka denganku.
“Larche” seorang pria lain menyapa sambil membungkukkan badannya.
Semua mendadak terdiam. Aku baru tersadar, bahwa aku harus memperkenalkan diri juga.
“oh….okay, let me introduce my self, my name is..”  belum selesai aku menyelesaikan kata-kataku, kelima pria itu menjawab “Fitri Greedomfield” kata mereka sambil tersenyum.  Sungguh kaget saat mereka ternyata sudah tahu namaku, bahkan itu nama lengkapku. Sepertinya mereka tidak salah orang.
“How… How did you all know? Whoaaa?” teriakku kaget.  Ceejay dan Larche tidak dapat menahan tawa melihat reaksiku.
Saat aku bercanda bersama dengan Ceejay dan Larche, Marki bangkit dari duduknya dan mengambil sesuatu di dalam lemari, Ubata menelpon seseorang dan menggunakan bahasa daerahnya sehingga aku tidak tahu apa yang dibicarakannya, dan Vorgue hanya berdiri di samping meja melihat kami bercanda. Dia pria tanpa ekspresi. Yah, meskipun Marki dan Ubata juga jarang tersenyum, tapi paling tidak mereka masih menunjukkan secara non verbal bahwa mereka menghargaiku. Tapi Vourge? Boro-boro dia bicara, senyum aja nggak.
Marki duduk di hadapanku sambil menggelar sebuah peta. Ia berbicara begitu cepat dalam bahasa inggris sambil menunjuk-nunjuk beberapa lokasi di peta, kemudian Ubata berteriak-teriak diantara seolah beribicara dua arah dengan marki dan seseorang lain di telpon, Ceejay juga ikut berbicara, semuanya mendadak gaduh dan parahnya aku tidak bisa memahami apa yang mereka bicarakan. Vorgue menghela nafas dan mendekat ke arahku sambil memberikan sebuah buku yang ternyata kamus Inggris-Indonesia. “Excuse me guys, may be you need to talk slowly, because our princess can’t understand every words you said before. Look at her expression! We are need to learn her language to communicate with her!” kata Vorgue tiba-tiba.  Setelah itu, mereka semua mendadak melihatku dan terdiam sejenak. “Marki, I think you can be a translator for us!”  lanjut Vorgue.
“Princess, kamu bilang orangtua hilang, mungkin Mrs.Lucia bawa!” kata Marki perlahan. “apa? Maksud kamu, Tante Lucia  bawa orangtuaku? Kemana? Oo… where? Where Tante Lucia bawa my parent?” Tanya ku sambil membuka-buka kamus yang diberi oleh Vorgue. “We don’t know princess!” jawab Ceejay. “terus, Why Ubata Yelling?” kataku semampunya. Larche pun menjelaskan dengan bahasa inggris perlahan. Larche berkata bahwa Ubata baru saja menelpon tim investigasi yang mereka sebut Bureau untuk melacak pergerakan Mrs. Lucia dan pasukannya, akan tetapi Bereau mengatakan bahwa Mrs. Lucia Nampak ada di beberapa lokasi pada saat yang bersamaan saat ini.  “bukankah baik, kalau orangtuaku bertemu dengan keluarganya?” gumamku. Sepertinya Marki mendengar gumamku.
“Orangtuamu dalam bahaya!” katanya dengan serius. Ubata menganggukan kepalanya sambil membenarkan kacamatanya seolah ia tahu apa yang dibicarakan Marki denganku.
Selanjutnya Marki menjadi penerjemah bahasa antara ke-empat teman lainnya denganku. Ubata sekali lagi mendapatkan telpon dari seseorang. Marki bilang bahwa asisten kakek yang menelpon dan berkata bahwa kondisi kakek memburuk dan tim 5MAN harus segera membawaku menemui kakek. “aku mau menemukan orangtuaku dulu!” kataku tegas. Vorgue dan Larche tidak setuju dengan keputusanku. Mereka beralasan bahwa mereka ditugaskan sejak awal untuk menjemput anggota keluarga Mr. Benny. Mereka beranggapan bahwa saat aku sudah ada dengan mereka, tugas utama mereka adalah harus segera kembali ke Greedomfield. Setelah bertemu dengan kakek, barulah menurut mereka aku akan mencari kedua orangtuaku dibantu dengan seluruh tim dari greedomfield sehingga pencarian lebih cepat dilakukan. Akan tetapi, Ubata dan Marki berfikir bahwa keselamatan orangtuaku saat ini dalam bahaya. Sehingga langkah awal yang harus dilakukan adalah menyelamatkan orangtuaku terlebih dahulu kemudian bersama sama menuju greedomfield.
“hmm…. Kalau menurut Bereau, di tempat mana aja sih kira-kira dia sekarang?” tanyaku dengan harap dapat segera ku cari dengan cepat dan segera mengunjungi kakek daripada membuang waktu tidak tentu disini. Marki menyebutkan 5 wilayah yang aku sendiri tidak pernah datang kesana. Jepang, Norwegia, Canada, Hawai dan Hongkong. “APA?” teriakku tanda tak percaya. Bagaimana ia bisa ada di 5 negara beda benua dalam satu waktu. Dan mencari di satu Negara saja butuh waktu yang lama, apalagi di 5 benua… apa aku harus keliling dunia? Ya ampun!
“kamu piker mereka ada di tempat yang jaraknya hanya 10 menit dari sini!?!” kata Larche menertawakan pemikiranku. “Temanmu saja menemukan kamu yang jaraknya masih satu kota saja tidak bisa, kau mau menemukan orangtuamu dalam waktu cepat di 5 tempat itu?” kata Vorgue menambahkan. Aku menghela nafas dalam-dalam. Kini aku tahu dengan siapa aku berhadapan. Meski aku tidak tahu apa tujuan dari Tante Lucia, tapi satu hal yang aku tahu, aku harus waspada dengan orang satu ini.
“berikan ponsel mu!” kata Marki.
Aku menyerahkan ponselku tanpa berpikir apapun. Marki kemudian membukanya, mengambil simcardnya kemudian menyerahkannya pada Ubata, kemudian menyerahkan ponselku kepada Vorgue. Ubata Memotong-motong hingga hancur simcard ku. “whoaaa apa yang kau lakukan?” katau berteriak. Vorgue keluar dari kamar entah kemana. “Vorgue, kembalikan ponselku!” teriakku berusaha mengejar Vorgue. Tapi Ceejay dan Marki menghalangiku. “kalian…apa yang kalian lakukan? Kenapa menghancurkan simcardku? Dan ponselku…mau dibawa kemana? Itu ponsel satu satunya!!!” kataku marah. Ceejay pun meminta maaf atas sikap yang kurang berkenan itu. ia menjelaskan bahwa itu adalah prosedur pengamanan mereka agar Mrs.Lucia tidak dapat melacak keberadaan kami.
“Bagaimana kalau Tante Lucia kita laporkan ke kantor polisi?” kataku mengusulkan. “Lalu, kau pikir kami ini apa?” kata Ceejay. “memangnya kalian siapa Selain 5MAN?” gumamku. “masih belum paham juga? Sepertinya saat di Greedomfield kau harus mendapatkan pendidikan khusus!” kata Ubata sambil menulis di notes nya. Ku baca notesnya ia menuliskan “Pendidikan khusus untuk Putri Fitri Greedomfield”. Belum selesai disitu, dia menambahkan tanda seru sebanyak tiga dengan ukuran besar. Whoa dia berlebihan! “Begini Princess, kami adalah tim gabungan yang telah terseleksi secara khusus dan mendapatkan pendidikan khusus selama 3 tahun.” Kata Marki berusaha menjelaskan. Mereka ternyata tim gabungan dari berbagai Negara yang bekerja sama dengan Greedomfield dan perusahaan kakek. Mereka juga memiliki akses khusus dengan pihak keamanan di beberapa Negara. Meskipun mereka hebat, Mrs. Lucia dan timnya pun juga memiliki jaringan yang luas sekali sehingga tidak mudah untuk menghadapinya.
Vorgue telah kembali tanpa ponselku. “goodbye my love!” renungku di samping kaca hotel meratapi perginya ponselku. 
“kau punya kekasih?” Tanya Ceejay.
“ponselku…..kekasihku… “ jawabku.
“tapi, tujuanku sekarang adalah menemukan orangtua ku, menyelamatkannya!” jawabku tegas dan kembali menyeriangi diri.
Malam itu aku tidak bisa tidur dengan tenang.
 
Sumber : Greedomfield

0 comments:

Posting Komentar